Search This Blog

Tuesday, June 23, 2009

Pada'il Al-Qur'an ( Keutamaan Al-Qur'an)

BAB I

PENDAHULUAN

Sungguh banyak hadits-hadits yang menunjukkan kelebihan-kelebihan Al-Qur’an dan keagungannya. Diantaranya ada yang berhubungan dengan keutamaan mempelajari dan mengajarkannya, ada yang berhubungan dengan keutamaan-keutamaan membaca dan memperhatikannya, dan ada pula yang berhubungan dengan keutamaan penghafalan dan pemantapannya, sebagaimana tidak sedikit tertera dalam kitab Allah tentang ayat-ayat yang menyerukan kepada prang-orang mukmin untuk menghayati dan menerapkan hukum-hukumnya, dismping seruan untuk mendengarkan bacaannya dengan penuh perhatian ketika dibacakan ayat-ayatnya. Adapun penjelasannya akan paparkan pada pemhasan selanjutnya.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Keutamaan-keutamaan Al-Qur’an

Sudah semestinya bagi orang yang mempelajari Al-Qur’an supaya berbudi pekerti dengan sopan-santun terhadap Al-Qur’an dan berakhlak dengan akhlak Al-Qur’an yang tujuannya disamping dari mempelajarinya juga hendaknya mengamalkan isi kandungannya agar dapat menjadi hujjah (alasan) di hari akhirat. Hal ini telah ditandaskan dalam hadits yang berbunyi: “Al-Qur’an itu adalah suatu hujjah yang dapat bermanfaat bagimu dan dapat pula membahayakanmu.[1]

Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah menngemukakan :

“ Barang siapa tidak mau membaca Al-Qur’an berarti ia menghindarinya dan barang siapa membaca Al-Qur’an namun tidak menghayati maknanya berarti pula menghindarinya. Dan barang siapa pula yang membacanya serta menghayati arti tetapi tidak mau mengamalkan isi / kandungannya maka iapun menghindarinya”. “Ibnu Taimiyah dalam hal ini menunjukkan sebuah ayat yang berbunyi :

tA$s%ur ãAqߧ9$# Éb>t»tƒ ¨bÎ) ÍGöqs% (#räsƒªB$# #x»yd tb#uäöà)ø9$# #YqàfôgtB

Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan".

Adapun beberapa keutamaan Al-Qur’an yang dijelaskan dalam ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits diantaranya ialah :

Ayat-ayat Al-Qur’an :

  1. Allah berfirman :

¨bÎ) tûïÏ%©!$# šcqè=÷Gtƒ |=»tGÏ. «!$# (#qãB$s%r&ur no4qn=¢Á9$# (#qà)xÿRr&ur $£JÏB öNßg»uZø%yu #uŽÅ ZpuŠÏRŸxtãur šcqã_ötƒ Zot»pgÏB `©9 uqç7s?

“Sesunguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat serta menafkahkan sebagian dari rizki yang kami anugerahkan kepada mereka, baik secara diam-diam maupun secara terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tiada merugi. (Surat Fathir : 29 )

  1. Allah berfirman :

#sŒÎ)ur ˜Ìè% ãb#uäöà)ø9$# (#qãèÏJtGó$$sù ¼çms9 (#qçFÅÁRr&ur öNä3ª=yès9 tbqçHxqöè?

Apabila dibacakan Al-Qur’an (kepadamu), maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat. ( Al-’araf : 204)

  1. Allah berfirman :

Ÿxsùr& tbr㍭/ytGtƒ šc#uäöà)ø9$# ôQr& 4n?tã A>qè=è% !$ygä9$xÿø%r&

Apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an ataukah hati mereka terkunci? (Muhammad : 24 ).

Hasits-hadits Nabi :

  1. Rasulullah Saw, bersabda :

خير كم من تعلم القران وعلمه

Sebaik-baik orang diantara kamu adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya. ( H.R. Bukhari )

  1. Rasulullah Saw, bersabda :

االماهر باالقران مع السفرة والذي يقرأالقران ويتعتع فيه (ايتصعب قرءته عليه لعي لسنه)وهو عليه شا ق له اجران

Orang yang mahir dengan Al-Qur’an adalah beserta Malaikat-malaikat yang suci dan mulia, sedang orang yang membaca Al-Qur’an kurang fasih karena lidahnya berat dan sulit membetulkannya maka baginya akan mendapat dua pahala. (H.R. Muslim ).

  1. Rasulullah Saw, bersabda :

ااشراف امتي حملة القران

Umatku yang paling mulia adalah Huffazh Al-Qur’an. (H.R. Turmudzi ).

  1. Rasulullah Saw, bersabda :

اقرؤواالقران فإنه يأتي يومالقيامة شفيعا لأاصحابه

Bacalah Al-Qur’an! Sebab di hari kiamat nanti akan datang sebagai penolong bagi para pembacanya. ( H.R. Turmudzi ).

  1. Rasulullah Saw, bersabda :

مثل المؤمن الذي يقرأالقران كمثل الأترجة ريححا طيب وطعمها طيب

Perumpamaan seorang mukmin yang membaca Al-Qur’an adalah bagaikan buah jeruk yang harum baunya dan lezat rasanya.

  1. Rasulullah Saw, bersabda :

ان هذالقران مأدبة الله فتعلموامن مأدبته مااستطعتم

Sesungguhnya Al-Qur’an ini adalah hidangan Allah, maka pelajarilah hidangan Allah tersebut sesuai dengan kemampuanmu. ( Muttafaq ‘alaih ).

Adapun keutamaan / kemukjizatan Al-Qur’an ditinjau dari beberapa aspek, diantaranya :

  1. Ditinjau dari segi gaya bahasanya

Keistimewaan gaya bahasa Al-Qur’an, yaitu sangat serasi susunannya, terpadu kalimat-kalimatnya, fasih dan mengandung balaghah yang (tinggi) di luar kebiasaan (kemampuan) bangsa Arab. Semua sifat itu merupakan kekhususan yang tidak dapat ditiru oleh umat mana saja, karena diciptakan Allah seba­gai sifat dasar dan daya lebih Al-Qur'an.

Banyak karya sastra yang bernilai (tinggi) yang merupakan karya pemenang dalam perlombaan sastra, tetapi tak ada satu pun yang mampu mengungguli ayat Al-Qur' an yang disampaikan Rasul saw. Hal ini karena Al­Qur'an merupakan kalam yang sempurna dan tidak didapati kekurangan di dalamnya. Firman Allah:

žw ÏmÏ?ù'tƒ ã@ÏÜ»t7ø9$# .`ÏB Èû÷üt/ Ïm÷ƒytƒ Ÿwur ô`ÏB ¾ÏmÏÿù=yz ( ×@ƒÍ\s? ô`ÏiB AOŠÅ3ym 7ŠÏHxq ÇÍËÈ

“ Yang tidak dating kepadanya (Al-Qur’an) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.”(QS. Fushshilat : 42)

Kesempurnaan Al-Qur’an terjalin dalam ayat-ayatnya yang salingmenguatkan, kalimat-kalimatnya yang spesifik, balaghahnya di atas semua yang diucapkan manusia, kemukjizatannya sempurna, ungkapan keterangnnya indah, lafalnya pilihan dan terang (sesuai) pada setiap keadaan (masa), serta sifat-sifat lain yang menunjukkan kesempurnaan Al-Qur’an. Semua kelebihan ini menjadikan orang-orang yang ingkar tidak berdaya meladeni Al-Qur’an.[2]

  1. Ditinjau dari segi kandungannya

1. Al-Qur’an menggugah akal manusia mengenal ke-Esaan Allah

Diantara beberapa keistimewaan isi kandungan Al-Qur’an adalah terdapatnya suatu keistimewaan yang sangat memperhatikan akal pikiran manusia dalam segala hal, baik mencakup akidah, akhlak, kewajiban, perintah, larangan dan sebagainya. Yang denikian ini tidak hanya ditunjukkan secara sepintas dalam rangkaian ayat, melainkan dalam berbagai tempat datang secara pasti dan tegas, baik lafadz maupun maknanya. Dorongan yang menggugah akal pikiran manusia pengunaannya berulang-ulang, tidak hanya dalam satu arti seperti kita ketahui dalam buku-buku psikologi atau lainnya, tetapi mengandung beberapa fungsi manusia dan ciri-cirinya dalam berbagai kondisi dan situasi.

Benarlah kata-kata yang diucapkan oleh Lord Kelvin, “Jika kamu berfikir dengan sungguh-sungguh, maka kamu akan dipaksa oleh ilmu pengetahuan untuk percaya kepada Tuhan.”[3]

2. Al-Qur’an mengajarkan Agama Islam Sesuai Dengan Fitrah Manusia

Bahwasanya Allah Yang Maha Kuasa telah berkehendak untuk menciptakan manusia dengan fitrah yang sebaik-baiknya, yang merupakan suatu hikmah yang hanya Allah sendiri mengetahui maksud dan tujuannya. Di samping itu Allah juga berkehendak dan memerintahkan kepada manusia agar supaya tetap memelihara dan mengembangkan fitrahnya, tidak menghapuskan atau bahkan melumpuhkannya.

Fitrah manusia pada hakikatnya selaras dengan hukum-hukum alam (Sunatullah), dan apabila manusia menyimpang dari hukum alam itu maka bukan saja mengakibatkan bentrokan yang hebat dengan alam semesta, melainkan manusia juga akan bentrok dengan fitrahnya sendiri, sehingga manusia akan mengalami kesengsaraan dan kebingungan yang puncaknya kadang-kadang sampai membawa maut. Karena itu manusia harus dikembalikan kepada Tuhannya Yang Maha Esa, dan kepada tujuan wujudnya yang layak bagi kemanusiaan, atau kepada hukum-hukum yang melingkupi alam semesta secara keseluruhan.[4]

3. Al-Qur’an Mengajarkan Prinsip-Prinsip Moral Yang Tinggi

Bagaimanapun umat Islam sama mengetahui dan memmahami bahwa Nabi Muhammad saw diutus kepada umat manusia bertujuan untuk menyempurnakan akhlaknya, yang demikian ini dapat dilihat secara tegas ketika beliau memproklamasikan sabdanya :

“ Aku dibangkitkan (diutus) hanya untuk menyempurnakan akhlak” (H.R. Baihaqi)[5]

  1. Ditinjau dari segi Makna dan Lafadznya

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa susunan bahasa Al-Qur’an yang indah mempesona itu diterapkan secara harmonis dengan isi dan maknanya, karena itu terdapat berbagai macam makna yang tersirat dan yang tersurat dari lafadz-lafadz Al-Qur’an yang tersusun di dalam setiap surat, yang terangkai dalam setiap ayatnya.

Menurut penjelasan Al Mawardy yang dikutip oleh Prof. Dr. Hasbi Ash Shiddieqy, “Terdapat makna-makna yang berlain-lainan di dalam suatu surat. Yakni, dalam suatu surat kita dapati berbagai rupa onderwerp (pokok bahasan). Kemudian onderwerp-onderwerp itu kita dapati pula dalam surat-surat yang lain. Dalam suatu surat kita dapati wa’ad, wa’ied, targhib, tarhied, soal yang telah lalu, soal yang akan datang dan lain-lain. Satu surat kita hafal berarti kita telah menghafal berbagai macam soal.[6]



[1] Muhammad Aly Ash Shabuny, Pengantar Studi Al-Qur’an. Hal. 22

[2] Sayyid Muhammad Alwi al-Maliki. Keistimewaan-keistimewaan Al-Qur’an. Hal. 13-14

[3] Drs. Moh. Chadziq Charisma. Tiga Aspek Kemukjizatan Al-Qur’an. Hal. 42

[4] Ibid. Hal 60

[5] Ibid. Hal. 92

[6] Drs. Moh. Chadziq Charisma. Tiga Aspek Kemukjizatan Al-Qur’an. Hal. 283

No comments:

Post a Comment